Tari Selampit Delapan

Tari Selampit Delapan merupakan tari tradisional dari Jambi. Tari ini diperkenalkan M. Ceylon sekitar 1970. Awalnya tarian ini dimainkan 8 orang dengan menggunakan sumbu kompor yang diikat atau digantung. Tapi saat ini sumbu kompor telah diganti syal atau tali berwarna-warni agar tarian lebih menarik. Tari Selampit Delapan bertujuan merekatkan hubungan pergaulan antar pemuda. Oleh sebab itu setiap gerak tarian menggambarkan landasan dalam pergaulan yaitu kekompakan, keimanan, saling menghargai, dan perilaku bijaksana. Keistimewaan tari Selampit Delapan lainnya terletak pada gerakan penarinya yang luwes.[1]

Perlengkapan Tari Selampit Delapan

Pada tari Selampit Delapan, penari yang berjumlah 8 orang (4 pasang) tampil dengan komposisi pakaian beraneka warna, seperti biru, kuning, merah dan merah muda dengan warna syal yang senada. Aneka warna tersebut akan terlihat indah berpadu dengan sarung tenun khas Jambi. sarung tenun ini terbuat dari sutra bersulam emas dan dipakai penari sebagai ikat pinggang.[2]

Gerakan Tari Selampit Delapan

  1. Tarian biasanya dibuka dengan gerakan jongkok lalu berputar sembari menghaturkan salam sembah pada penonton sebagai rasa hormat dan penghargaan terhadap penonton atas kesediaannya menyaksikan persembahan tari mulai dari awal hingga selesai.
  2. Tarian dilanjutkan dengan melakukan gerakan inti yaitu penari menggambil syal lalu membentuk sebuah lingkaran sebelum melakukan gerakan berputar.
  3. Perlahan-lahan satu persatu dari para penari berputar untuk merajut syal, gerakan ini dilakukan secara bergiliran dan gemulai hingga syal menyatu menjadi lilitan yang indah.
  4. Setelah syal menyatu dengan bagus, gerakan tari selanjutnya adalah membuka rajutan syal menggunakan gerakan yang sama seperti gerakan awal ketika membuat rajutan.
  5. Setelah rajutan selesai dibuka, para penari membentuk formasi lingkaran sambil memainkan syal dengan gerakan teratur hingga syal kembali terbuka seperti semula.[2]

Referensi

  1. ^ Wulan Aryani, Dewi (2010). Aku Tahu Tari-Tarian Indonesia. Jakarta Selatan: PT Kopemdik Nusantara. hlm. 10. ISBN 978-602-9048-91-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ a b Wulan Aryani, Dewi (2010). Aku Tahu Tari-Tarian Indonesia. Jakarta Selatan: PT Kopemdik Nusantara. hlm. 11. ISBN 978-602-9048-91-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • l
  • b
  • s
Tarian Indonesia
Sumatra
Aceh
  • Laweut
  • Likok Pulo
  • Pho
  • Rabbani Wahed
  • Ranup lam Puan
  • Geleng
  • Rateb Meuseukat
  • Ratoh Duek
  • Rencong
  • Seudati
  • Tarek Pukat
Alas-Kluet
  • Landok Sampot
  • Landok Alun
  • Mesekat
  • Tari Pelabat
Batak
  • Karo
    • Gundala-Gundala
    • Guro-Guro Aron
    • Ndikkar
    • Piso Surit
  • Mandailing
  • Toba
Gayo
Kerinci
Lampung
Melayu
Mentawai
  • Turuk
    • Laggai
    • Pokpok
    • Uliat Bilou
    • Uliat Manyang
Minangkabau
Nias
  • Bölihae
  • Fahimba
  • Famanu-manu
  • Fanari Moyo
  • Fatele
  • Hiwö
  • Maena
  • Maluaya
  • Manaho
  • Mogaele
Palembang
Rejang, Kaur,
Mukomuko,
dan Serawai
Singkil
Tamiang
Bantenan
Betawi
Cirebon-Indramayu
Jawa
Madura
  • Blandaran
  • Muang Sangkal
Sunda
Banjar
Bulungan
  • Jugit Demaring
Dayak
Melayu Kalimantan
Paser
Tidung
  • Ambi
  • Bangun
  • Jepin Kinsat Suara Siam
  • Liaban
Alor
  • Lego-Lego
Bali
Bima dan Sumbawa
Flores
Sasak
Sumba
  • Kabokang
  • Kandingang
  • Ningguharama
  • Kataga
  • Woleka
Timor
Bugis, Makassar,
Bone, dan Luwu
Buton, Muna, dan Wakatobi
Gorontalo
  • Dana–dana
  • Elengge
  • Langga
  • Mopohuloo/Modepito
  • Sabe
  • Saronde
  • Tanam Padi
  • Tidi Lo Malu
  • Tulude
Mandar
Minahasa
Bolaang dan Mongondow
Padoe
Bare'e, Pamona, dan Kaili
Sangihe, Talaud,
dan Siau Tagulandong
Biaro
  • Alabadiri
  • Gunde
  • Mesalai
  • Ransansahabe
  • Tari Salo
  • Upase
Toraja
Arfak
Asmat
Biak
Dani
Fakfak
Isirawa
Mimika (Kamoro)
Kep. Maluku Tengah dan Selatan
Kep. Maluku Utara
Moi
Sentani
Serui dan Waropen
Lain-lain
India-Indonesia
Arab-Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Eropa-Indonesia
Kategori