Tari Afaitaneng

Tari Afaitaneng.

Tari Afaitaneng adalah tarian adat yang berasal dari daerah Distrik Kepulauan Ambai, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua Barat. Eksistensi awal dari tarian ini sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Tarian tersebut termasuk ke dalam tari tradisional yang berkaitan dengan kepahlawanan. Penyebutan nama tari Afaitaneng berasal dari dua suku kata, yaitu afai yang berarti "panah" dan taneng yang berarti "milik". Secara keseluruhan, tarian ini memiliki arti "anak panah milik kami".

Tari tersebut umumnya dilakukan selama semalam suntuk saat sore atau malam hari setelah berperang. Tarian itu menggambarkan kehebatan, kekuatan, dan kemenangan rombongan perang yang melawan musuh dengan bersenjatakan busur panah.

Tari Afaitaneng dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan wanita dengan membentuk formasi lingkaran atau barisan. Susunan tarian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sekelompok penari wanita meratapi mayat budak pada bagian awal, sekelompok penari laki-laki memperlihatkan kehebatan dalam memanah pada bagian kedua, dan sekelompok penari campuran merayakan kemenangan melawan musuh pada bagian ketiga.[1]

Busana yang dikenakan oleh para penari adalah kuwai (cawat), yang dihiasi manik-manik dan perhiasan gelang tangan. Para penari juga membawa aksesoris tambahan berupa afai (panah) dan umbee (parang). Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik fikainotu (tifa) dan tibura (triton), sedangkan lagu pengiring yang dilantunkan adalah nimasae.

Lihat pula

  • Portal Budaya
  • flagPortal Indonesia
  • Tari Aluyen
  • Tari Aniri
  • Tari Awaijale Rilejale
  • Tari Det Pok Mbui
  • Tari Soanggi
  • Tari Tumbu Tanah

Rujukan

  1. ^ "Tari Afaitaneng, Tarian Adat Daerah Yapen, Papua". Suara Serui. Diakses tanggal 18 Maret 2022. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Tari Afaitaneng.
  • Destinasi Tersembunyi di Pegunungan Arfak
  • Tari Perang: Tarian Magis dari Papua Barat yang Masih Dilestarikan
  • l
  • b
  • s
Tarian Indonesia
Sumatra
Aceh
  • Laweut
  • Likok Pulo
  • Pho
  • Rabbani Wahed
  • Ranup lam Puan
  • Geleng
  • Rateb Meuseukat
  • Ratoh Duek
  • Rencong
  • Seudati
  • Tarek Pukat
Alas-Kluet
  • Landok Sampot
  • Landok Alun
  • Mesekat
  • Tari Pelabat
Batak
Gayo
Kerinci
Lampung
Melayu
Mentawai
  • Turuk
    • Laggai
    • Pokpok
    • Uliat Bilou
    • Uliat Manyang
Minangkabau
Nias
  • Bölihae
  • Fahimba
  • Famanu-manu
  • Fanari Moyo
  • Fatele
  • Hiwö
  • Maena
  • Maluaya
  • Manaho
  • Mogaele
Palembang
Rejang, Kaur,
Mukomuko,
dan Serawai
Singkil
Tamiang
Bantenan
Betawi
Cirebon-Indramayu
Jawa
Madura
  • Blandaran
  • Muang Sangkal
Sunda
Banjar
Bulungan
  • Jugit Demaring
Dayak
Melayu Kalimantan
Paser
Tidung
  • Ambi
  • Bangun
  • Jepin Kinsat Suara Siam
  • Liaban
Alor
  • Lego-Lego
Bali
Bima dan Sumbawa
Flores
Sasak
Sumba
  • Kabokang
  • Kandingang
  • Ningguharama
  • Kataga
  • Woleka
Timor
Bugis, Makassar,
Bone, dan Luwu
Buton, Muna, dan Wakatobi
Gorontalo
  • Dana–dana
  • Elengge
  • Langga
  • Mopohuloo/Modepito
  • Sabe
  • Saronde
  • Tanam Padi
  • Tidi Lo Malu
  • Tulude
Mandar
Minahasa
Bolaang dan Mongondow
Padoe
Bare'e, Pamona, dan Kaili
Sangihe, Talaud,
dan Siau Tagulandong
Biaro
  • Alabadiri
  • Gunde
  • Mesalai
  • Ransansahabe
  • Tari Salo
  • Upase
Toraja
Arfak
Asmat
Biak
Dani
Fakfak
Isirawa
Mimika (Kamoro)
Kep. Maluku Tengah dan Selatan
Kep. Maluku Utara
Moi
Sentani
Serui dan Waropen
Lain-lain
India-Indonesia
Arab-Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Eropa-Indonesia
Kategori