Muhammad 'Alauddin Al-Aththar Al-Bukhary Al-Khawarizmy

Muhammad 'Alauddin Al-Aththar Al-Bukhary Al-Khawarizmy

Muhammad 'Alauddin Al-Aththar Al-Bukhary Al-Khawarizmy merupakan salah satu penerus Syekh Bahauddin al-Bukhari an-Naqsyabandi Beliau adalah Bintang di antara para Awliya yang Sempurna. Beliau adalah seorang ulama yang bertindak berdasarkan apa yang diketahuinya (kalimun kamil. Beliau hidup di Pusat Bidang Kutub (aqtab) dan menanggung beban kekhalifahan spiritual.

Beliau meninggalkan semua warisan ayahnya kepada kedua saudaranya dan mengabdikan dirinya untuk belajar di sekolah di Bukhara. Beliau menjadi ahli di segala bidang seni, khususnya dalam Pengetahuan mengenai Sufisme dan Pengetahuan mengenai Islam. Beliau melamar putri Syekh Naqsyabandi q.s, memintanya untuk menikah dengannya. Jawaban Syekh Naqsyabandi q.s baru muncul di suatu hari, lewat tengah malam, ketika beliau terbangun dari tidurnya di Qasr al-'Arifan, dengan segera beliau pergi ke sekolah di Bukhara di mana Alauddin .qs tinggal. Di sana beliau melihat semua orang tertidur, kecuali Alauddin .qs, yang tetap terjaga dengan membaca al-Qur’an diterangi cahaya dari sebuah lampu minyak yang kecil.


Ajaran Sang Syekh

Dari Pancaran Cahaya Kata-Katanya Beliau berkata, Niat dalam berkhalwat adalah untuk meninggalkan segala hubungan duniawi dan mengarahkan diri kepada Kebenaran Surgawi.” “Dikatakan bahwa para pencari dalam pengetahuan eksternal harus memegang teguh Tali Allah, sedangkan para pencari pengetahuan internal harus terikat kuat kepada Allah.” “Ketika Syah Naqsyabandi q.s mendapat pakaian baru, beliau akan memberikannya kepada orang lain untuk dipakai. Setelah mereka memakainya, beliau akan meminjamnya kembali.

Tingkat Kefanaan

Ketika Allah membuatmu lupa akan kekuatan duniawi maupun Kerajaan Surgawi, itu adalah Kefanaan yang Mutlak. Dan Jika Dia membuatmu lupa akan Kefanaan yang Mutlak itu, itu adalah Inti dari Kefanaan yang Mutlak.

Perilaku yang Benar

“Kalian harus berada pada tingkat yang sesuai dengan orang-orang di sekitarmu dan menyembunyikan keadaanmu yang sebenarnya dari mereka, karena Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku telah diperintahkan untuk berbicara kepada orang-orang sesuai dengan apa yang bisa dimengerti oleh hati mereka.’”

Mengenai Ziarah Kubur Manfaat yang dapat dipetik dari ziarah ke makam Syaikh kalian tergantung dari pengetahuanmu tentang mereka.” “Berada di dekat makam orang-orang yang shaleh mempunyai pengaruh yang baik terhadap dirimu, walaupun lebih baik untuk mengarahkan dirimu kepada jiwa mereka adalah dan itu bisa membawa pengaruh spiritual yang tinggi. Rasulullah bersabda, ‘Kirimkanlah do’a kepadaku di mana pun engkau berada.’ Ini menunjukkan bahwa kalian dapat mencapai Rasulullah di mana pun kalian berada, dan itu juga berlaku untuk semua Walinya, karena mereka mendapat kekuatan dari Rasulullah. Adab, atau perilaku yang benar dalam berziarah adalah dengan mengarahkan dirimu kepada Allah dan membuat jiwa-jiwa ini sebagai jalanmu (wasilah) menuju Allah, merendahkan hatimu kepada Ciptaan-Nya. Kalian merendahkan hati secara eksternal kepada mereka dan secara internal kepada Allah. Menunduk di hadapan orang lain tidak diizinkan kecuali kalian memandang mereka sebagai perwujudan Tuhan. Dengan demikian kerendahan hati itu tidak diarahkan kepada mereka, tetapi diarahkan kepada Tuhan yang tampak dalam diri mereka, dan itulah Tuhan.

Dzikir yang Terbaik

Jalan untuk berkontemplasi (merenung) dan meditasi lebih tinggi dan lebih sempurna daripada berdzikir dengan kalimat la ilaha illallah. Para pencari, melalui kontemplasi dan meditasi (muraqabat), dapat meraih pengetahuan internal dan mampu memasuki Kerajaan Surgawi. Dia akan diberi kekuasaan untuk melihat Makhluk Allah dan mengetahui apa yang terlintas dalam benak mereka, bahkan gosip atau bisikan terkecil pun dapat diketahuinya. Dia akan diberi kekuasaan untuk mencerahkan hati mereka dengan cahaya inti dari inti tingkat Ke-Esaan.

Melindungi Hati

Diam adalah keadaan terbaik, kecuali dalam tiga kondisi: kalian tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi gosip buruk yang menyerang hatimu, kalian tidak boleh berdiam diri dalam mengarahkan dirimu untuk mengingat Allah, dan kalian tidak boleh berdiam diri ketika pandangan spiritual dalam hatimu memerintahkan untuk bicara.

Cinta terhadap Syaikh


Jika hati para pengikut (murid) dipenuhi dengan cinta terhadap Syaikh, maka cinta ini mengalahkan semua cinta dalam hatinya, kemudian hati itu dapat menerima transmisi Pengetahuan Ilahi, yang tidak berawal dan tidak berakhir.” “Murid harus menceritakan semua keadaannya kepada Syaikhnya, dan dia harus merasa yakin bahwa dia tidak akan mencapai tujuannya kecuali melalui kepuasan dan cinta Syaikhnya. Dia harus mencari kepuasan itu dan dia harus tahu bahwa semua pintu telah terkunci, internal dan eksternal, kecuali satu pintu, yaitu Syaikhnya. Dia harus mengorbankan dirinya demi Syaikhnya.

Kewafatan

Beliau wafat pada tanggal 20 Rabiul awal 802 H dan dimakamkan di kota Jafaaniyan, salah satu bagian dari Bukhara. Beliau meneruskan rahasianya kepada satu di antara sekian banyak khalifahnya, yaitu Syekh Ya'qub al-Jarkhi q.s.

Pranala luar

https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/6-masyaikh/ala-uddin-al-bukhari-al-attar